Izuki Midoriya, tokoh utama dalam manga Boku no Hero Academia (My Hero Academia) karangan Kōhei Horikoshi ini, bukanlah anak yang dikaruniai 'Quirk' -kekuatan super- sebagai modal menjadi seorang pahlawan.
Cover perdana manga Boku no Hero Academia (My Hero Academia) di WSJ. (gekkougear.com) |
Meski begitu, Midoriya pantang menyerah. Usaha kerasnya akhirnya dijawab oleh All Might, toko pahlawan terkuat, dengan mewariskan quirk 'One for All' yang dimilikinya.
Tidak serta merta langsung dapat digunakan. Quirk One for All butuh wadah yang kuat. Midoriya yang juga akrab disapa Deku ini, tentunya harus mengikuti latihan keras yang secara langsung dimentori oleh All Might.
Tidak berhenti sampai di situ. Ketika One for All digunakan, Midoriya selalu mengalami cedera di mana pun kekuatan itu dipicu. Sehingga saat menggunakan quirk ini, dia sudah harus menganalisa resiko dan konsekuensi sebelumnya.
Selain itu, dia harus siap dengan tanggungjawabnya. Tanggungjawab sebagai pewaris One for All selanjutnya. Sebagai sebuah pilar, simbol perdamaian sesungguhnya. Karena sama seperti yang dilalui para pendahulu, quirk yang diwariskan, secara perlahan berkurang dari yang mewariskan.
Ini artinya, kekuatan All Might akan semakin melemah (Midoriya berpeluang menjadi satu-satunya pemilih quirk ini). Sementara para penjahat super akan semakin mengobarkan api kebenciannya.
Apalagi rahasia quirk One for All sudah diketahui 'All for One', musuh berat All Might.
Jalan terjal Midoriya sebagai sang pewaris masih cukup panjang. Apakah dia mampu menjadi simbol perdamaian baru dan membuktikan kepada All Might?Waktulah yang menjawabnya. Karena selanjutnya adalah dia!
No comments:
Post a Comment